Senin, 17 Oktober 2016

A.    Organisasi Pengembangan Kurikulum
Kurikulum lebih luas daripada sekedar rencana pelajaran, kurikulum meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan dibawah bimbingan lembaga pendidikan. Artinya, kurikulum bukan hanya berupa dokumen bahan cetak melainkan rangkaian aktivitas siswa yang dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di laboratorium, di lapangan, maupun di lingkungan masyarakat yang di rencanakan serta di bombing oleh sekolah. Suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukkan pemilihan dan pengorganisasian bahan pelajaran, serta rancangan penilaian hasil belajar (Taba, 1962). Kurikulum merupakan suatu bahan pelajaran atau mata pelajaran yang akan di pelajari siswa, program pembelajaran, hasil pembelajaran yang di harapkan, reproduksi kebudayaan. Tugas, dan konsep yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, agenda untuk rekonstruksi social, serta memberikan bekal untuk kecakapan hidup (Schubert, 1986).
Salah satu aspek yang perlu di pahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap masalah administratif pelaksanaan proses pembelajaran, team teaching misalnya (oliva, 1992:285). Organisasi kurikulum bukan masalah manajerial lembaga pendidikan. Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan/isi kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulu, di antaranya berkaitan dengan ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan, dan keterpaduan (integrated). Ruang lingkup (scope) dan urutan bahan pelajaran merupakan salah satu prinsip yang harus di pertimbangkan dalam suatu kurikulum. Setiap pola kurikulum memiliki ruang lingkup materi pelajaran yang berbeda. Selain cakupan materi, hal lain yang penting diperhatikan sekaitan dengan organisasi kurikulum yaitu bagaimana urutan (sequence) materi tersebut harus di sajikan dalam kurikulum.




1.      Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Curriculum)
Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran di bedakan atas empat pola, yaitu separated subject curriculum, correlated curriculum, broadfields curriculum, dan integrated curriculum.

a.       Mata Pelajaran Terpisah (Separated Subject Curriculum)
Mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-aba, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution, 1986).
Dalam proses pembelajarannya bentuk kurikulum ini cenderung kurang memperhatikan aktivitas siswa, karena yang di anggap penting adalah penyampaian sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan di hafal leh siswa. Selain dari itu, bahan pelajaran yang di pelajari siswa umumnya tidak actual karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Secara fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum), yaitu :
1)      Bahan pelajaran yang diberikan atau di pelajari secara terpisah-terpisah, tidak menggambarkanadanya hubungan antara materi satu dengan yang lainnya.
2)      Bahan pelajaran yang diberikan atau yang di pelajari siswa tidak bersifat actual.
3)      Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung pasif
4)      Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan social yang dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat.
5)      Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang akan dating.
6)      Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa.
Sedangkan kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) adalah :
1)      Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
2)      Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu.
3)      Kurikulum ini mudah diubah dan di kembangkan.
4)      Bentuk kurikulum ini mudah di pola, dibentuk, di desain bahkan mudah untuk diperluas dan di persempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.

b.      Mata Pelajaran Terhubung (Correlated Curriculum)
 Pola kurikulum korelasi, yaitu pola organisasi isi kurikulum yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, atau satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya. Materi kurikulum yang terlepas-lepas di upayakan dihubungkan dengan materi kurikulumatau mata pelajaran yang sejenis atau relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat memperkaya wawasan siswa. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam pola kurikulum jenis ini, kekurangannya adalah :
1)      Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu mendalam
2)      Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang actual yang langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.
3)      Kurikulum ini kurang memperhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa.
4)      Apabila prinsip penggabungan belum di pahami kemungkinan bahan pelajaran yang di sampaikan terlalu abstrak.
Sedangkan kelebihan pola mata pelajaran terhubung (correlated curriculum) adalah:
1)      Ada keterhubungan antarmateri pelajaran walau sebatas beberapa mata pelajaran.
2)      Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
3)      Menambah minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi.

Bahan pelajaran dalam organisasi kurikulum ini memungkinkan siswa substansi pembelajaran bisa lebih bermakna dan mendalam dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah.

c.       Fusi Mata Pelajaran (broadfiles curriculum)
Fusi mata pelajaran atau dikenal juga dengan istilah broadfiles curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan. Tipe organisasi ini pertama kali dikemukakan oleh phenix, tujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan kebudayaan yang efektif, manfaat yang di dapat dari berbagai ragam disiplin ilmu, dan upaya mendidik anak agar menghasilkan anak yang civilized (idi, 1999:29).
Model organisasi ini memiliki keunggulan di antaranya adalah mata pelajaran yang akan semakin drasakan kegunaannya, sehingga memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi. Adapun kelemahannya adalah adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran (soetopo dan soemanto dalam idi 1999:29-30).

d.      Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternative pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang di perlukan, sehingga batas-batas antar mata pelajaran dapat ditiadakan. Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakn masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam mengembangkan program pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam kurikulum ini akan bermanfaat secara fungsional serta dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan kemampuan siswa baik secara proses maupun produk. Bahan pelajaran selalu actual sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat maupun siswa sebagai individu yang utuh, sehingga bahan pelajaran yang di pelajari selalu sesuai dengan bakat, minat, dan potensi siswa. Dalam penerapan kurikulum ini guru di tuntut untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikulum bentuk ini. Kekurangan organisasi kurikulum ini, antara lain :
1)      Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
2)      Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis
3)      Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana
4)      Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok
5)      Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.

Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah :
1)      Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
2)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.
3)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerja sama (cooperative).
4)      Mempraktikkan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
5)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara maksimal.
6)      Memberikan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
7)      Dapat membantu meningkatkan hubungan antar sekolah dengan masyarakat.
8)      Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain.
Harapan ideal dari kurikulum ini, yaitu dapat membentuk kemampuan siswa yang terintegrasi, yang menggambarkan manusia yang harmonis sesuai dengan kebutuhan masyarakat maupun sesuai dengan tuntutan potensi siswa sebagai individu. Kemampuan dalam memecahkan masalah secara ilmiah merupakan bagian dari karakteristik pembelajaran dalam kurikulum ini.
Masalah yang di selesaikan biasanya berkaitan dengan masalah social, pekerjaan, maupun masalah-masalah yang sifatnya actual. Sehingga informasi dan keamampuan yang di pelajari siswa akan selalu sesuai dengan perkembangan social budaya maupun dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kurikulum ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat siswa. Penilaian yang di kembangkan dalam kurikulum ini cenderung lebih komprehensif dan terpadu, yaitu penilaian dilakukan secara utuh terhadap kemampuan siswa selama (proses) dan setelah pembelajaran selesai (produk).