A. Konsep
Pembelajaran Inovatif
Kata “pembelajaran” adalah terjemahan
dari instruction, yang banyak dipakai di dalam dunia pendidikan. Istilah
ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang
menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang berasumsi bahwa siswa mempelajari
segala sesuatu dapat dipermudah dengan menggunakan berbagai macam media,
seperti bahan-bahan cetak, internet, televisi, gambar, audio, dsb., yang semua
itu mendorong terjadinya perubahan peran guru dalam mengelola proses belajar
mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator
dalam belajar mengajar. Hal
ini seperti yang diungkapkan Gagne (dalam syaefudin udin : 2010) yang
menyatakan bahwa “Instruction is a set of event that effect learners
in such a way that learning is facilitated.” Oleh karena itu menurut Gagne,
mengajar merupakan bagian dari pembelajaran, dengan konsekuensi peran guru
lebih ditekankan kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang
tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
Kata “inovatif” berasal dari kata sifat
bahasa Inggris inovative. Kata ini berakar dari kata kerja to
innovate yang mempunyai arti menemukan (sesuatu yang baru). Oleh karena
itu, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang
oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan
bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam
rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi
dan perbedaan yang dimiliki siswa. Program pembelajaran inovatif adalah program
pembelajaran yang langsung memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan
memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata
“inovasi” mengandung arti pengenalan hal-hal yang baru atau
pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan baru yang berbeda dari
yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Jadi bukan hanya alat bantu pembelajaran saja yang bisa dikemas secara inovatif
tetapi juga proses pembelajarannya, misalnya menggunakan strategi/metode baru
yang dihasilkan dari penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang
ditemukan oleh para pakar dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif.
Pembelajaran inovatif juga
mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh instruktur/pengajar atau
instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru
agar mampu menfasilitasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam proses
dan hasil belajar. Dalam
konsep kekinian dapat dijumpai bahwa pembelajaran yang dikemas inovatif lebih
bersifat student centered. Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan
peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self
directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran ini mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik. Pembelajaran inovatif biasanya
berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk menginternalisasi,
membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru. Bukan hanya
menyampaikan dan menuangkan ilmu ataupun teori saja.
B.
Manfaat Pembelajaran
Inovatif
Manfaat yang di dapatkan dalam
pembelajaran inovatif adalah sebagai berikut :
a.
Dapat menumbuh kembangkan pilar-pilar
pembelajaran pada siswa, antara lain: learning to know (belajar
mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to gether
(belajar hidup bersama), dan learning to be (belajar menjadi seseorang).
b.
Mampu mendorong siswa untuk mengembangkan semua potensi
dirinya secara maksimal, dengan ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif,
kreatif dan inovatif selama proses pembelajaran di sekolah
c.
Mampu mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
atau tujuan pendidikan.
d.
Mampu mendorong siswa untuk melakukan perubahan perilaku
secara positif dalam berbagai aspek kehidupan (baik secara pribadi atau
kelompok).
Selain itu, ada beberapa manfaat
pembelajaran inovatif secara umum, yaitu:
a. Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan.
Pembelajaran inovatif melatih siswa
untuk berpikir kreatif sehingga siswa mampu memunculkan ide-ide baru yang
positif. Di dalam pembelajaran ini siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya,
sehingga bisa menemukan hal-hal baru di era globalisasi ini.
b. Menumbuhkan
kreatifitas guru dalam mengajar.
Dalam hal ini guru dituntut untuk
tidak monoton, maksudnya guru harus memunculkan inovasi-inovasi baru dalam
proses pembelajaran. Kreatifitas guru sangat diperlukan agar proses
pembelajaran tidak membosankan.
c. Hubungan
antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling
membangun.
Guru dan siswa bersama-sama
membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan dalam kelas sehingga apa yang
menjadi tujuan dari pembelajaran bias terwujud.
d. Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
Pembelajaran inovatif akan membuat siswa
berfikir kritis dalam menghadapi masalah.
e. Dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan sehari-hari
Dunia pendidikan akan lebih
berwarna, tidak monoton dan akan terus berkembang menjadi semakin baik. Hal ini
akan mempengaruhi dunia kerja yang nantinya akan dijalani setiap orang.
f.
Proses pembelajaran dirancang,
disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar
Siswa
harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam tapi
harus merusaha memotivasi dirinya sendiri agar berkembang. Pembelajaran
inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.
Manfaat diadakannya inovasi
diantaranya dapat memperbaiki keadaan sebelumnya ke arah yang lebih baik,
memberikan gambaran pada pihak lain tentang pelaksanaan inovasi sehingga orang
lain dapat mengujicobakan inovasi yang kita laksanakan, mendorong untuk terus
mengembangkan pengetahuan dan wawasan, menumbuhkembangkan semangat dalam
bekerja.
C. Tantangan Dalam Pengembangan Pembelajaran Inovatif
Tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan pembelajaran inovatif adalah guru sulit menerapkan cara belajar
yang pembelajaran kepada siswa karena kebanyakan dari siswa pada saat proses
belajar mengajar sudah terbiasa mendapakan informasi dari gurunya sendiri.
Karena pembelajaran inovatif merupakan sutu model yang baru bagi guru dan guru
bisa menemukan suatu ide ide yang baru dalam pembelajaran.
Berangkat dari konsep inovatif, sejumlah
usaha perubahan harus dilakukan oleh seorang Guru. Demikian cepatnya perubahan
di sekitar kita, tidak mungkin lagi mengandalkan cara-cara lama dalam
pembelajaran, bahkan masih terdapat sejumlah guru masih mengajar dengan
cara-cara yang dilakukan oleh gurunya ketika dia belajar dahulu.
Inovasi
yang dilakukan oleh seorang guru lebih ditekankan pada kegiatan mengajar,
karena ia diserahi tugas dan wewenang mengelola kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam konteks ini kegiatan guru
lebih dari pekerjaan seorang profesional umumnya, karena ia dituntut bukan hanya
ahli pada bidangnya tetapi juga harus mampu mengelola pembelajaran dalam
lingkungan manusia yang serba berubah.
Dalam
hal ini, para guru berusaha mencari pembelajaran yang relevan, sehinga
setiap komponen pembelajaran berjalan secara efektif, dan akan tercapai tujuan
yang telah ditetapkan. Model-model tersebut dapat diperoleh dari model lain
atau menemukan sendiri model yang diyakini lebih efektif. Namun yang harus dipahami
oleh guru dalam setiap pemakaian model pembelajaran tidak serta merta menjadi
efektif karena ia akan berkorelasi dengan suasana yang terjadi, seperti yang
dikemukakan oleh Saltman
(dalam Ibrahim, 1998), batas suatu inovasi akan dipengaruhi
oleh:
a.
Tingkat pembiayaan, semakin
susah tingkat pembiayaan semakin mudah diterima.
b.
Seimbang antara biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
c.
Efisiensi, artinya dapat
menghemat waktu dan tidak banyak memiliki hambatan.
d.
Tidak memiliki resiko,
terutama dengan masalah politik dan keamanan.
e.
Mudah dikomunikasikan.
f.
Sesuai dengan sosial ekonomi
setempat.
g.
Dapat dibuktikan secara
ilmiah.
h.
Terasa langsung manfaatnya.
i.
Tingkat keterlibatan
penerimaan inovasi.
j.
Hubungan interpersonal.
k.
Berdasarkan kepentingan.
l.
Peranan agen (penyuluh)
inovasi.
Dalam pembelajaran, model dapat
diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk melukiskan prosedur dan langkah-langkah
yang sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Hal inilah yang menjadikan salah satu
tantangan tersendiri bagi seorang guru dalam pembelajaran inovatif, serta
memilih, memilah dan mengolah model-model pembelajaran yang nantinya akan
dikreasikan saat pembelajaran dilaksanakan.
Daya
kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun
tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan
masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur
kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru
adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan.
Inovasi pembelajaran merupakan
sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita
sebagai calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan.
Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam
memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki
pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Contoh inovasi pembelajaran yang sederhana yaitu membuka dan menutup pelajaran dengan
nyanyian, membuat materi pelajaran menjadi syair lagu untuk mempermudah
menghafal dan mengingat yang didukung dengan media, juga dapat memanfaatkan
benda-benda yang ada di lingkungan sekitar dalam melakukan inovasi
pembelajaran.
Mendidik tidak hanya sekedar
mentransfer ilmu kepada peserta didik, tetapi juga membuka pola pikir mereka
bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup mereka
sehingga dari ilmu tersebut, mampu merubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka menjadi lebih baik.
Berbicara tentang inovasi,
sebenarnya kata ini seringkali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap
perubahan dikatakan sebagai inovasi. Inovasi adalah suatu ide, penemuan atau
metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang benar-benar baru bagi
seseorang yang bersifat relatif. Sedangkan inovasi pembelajaran yang dimaksud
disini adalah metode atau kiat seorang guru dalam membelajarkan siswa dengan berbagai tujuan tertentu.
Inovasi
pembelajaran merupakan sesuatu yang
penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba
menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan
strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai
inovasi-inovasi baru.
Tanpa didukung kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam
pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi siswa. Di samping itu,
guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka inovasi menjadi sesuatu yang harus
dicoba untuk dilakukan oleh setiap guru. Oleh karena itu, seorang guru harus
selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan yakni
perbaikan cara mengajar guru dengan menggunakan metode baru yang inovatif.
Adapun strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif sebagai berikut:
- Kuasai teori pembelajaran
- Perkaya pemahaman pada metode pembelajaran
- Pelajari kembali materi yang akan diajarkan
- Kenali kondisi kelas dan peserta didiknya
- Lakukan observasi pada pembelajaran sebelumnya
- Evaluasi pada pembelajaran sebelumnya
- Mengadakan perbaikan pada pembelajaran sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Syaefudin, Udin. 2010.
Inovasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasikan Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Ibrahim. 1988. Inovasi
Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.