MODEL PEMBELAJARAN
1. Konsep model
pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan dengan
istilah sebagai gaya atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapannya itu gaya yang
dilakukan tersebut mencakup beberapa hal strategi atau prosedur agar tujuan
yang ingin dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli pendidikan
mengungkapkan berbagai pendapatnya menganai pengertian model pembelajaran.
Model
pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran identik
dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling
mempengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau
sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi
dalam pembelajaran dapat didevinisikan sebagai suatu perangkat materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama, terpadu untuk
menciptakan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. agar tujuan
pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal tercapai, maka
perlu suatu metode yang diterapkan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan tersebut. Dengan demikian
dapat dijabarkan bahwa dalam satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa
metode. Contohnya bila ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori misalnya,
dapat menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar
sekolah yaitu bisa dengan menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu,
strategi berbeda dengan metode. Strategi lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan
atau yang biasa dikenal dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
tentu dengan maksud untuk mencapai sesuatu. sedangkan metode adalah suatu cara
tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain,
strategi adalah a plan of operation
achieving something, sedangkan metode adalah a way in echieving something.
Model-model
pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. berbagai ahli pendidikan menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung dalam model-model pembelajaran ini
banyak diamati oleh peneliti Joyce & Weil. Mereka mempelajari dan
menerapkan berbagai model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang kemudian
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. dan mengemukakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, mendidik dan membimbing siswa terhadap pembelajaran di kelas.
2. Konsep Model-Model Pengembangan
Dewasa ini ada beberapa model pengembangan pembelajaran dan setiap model
pengembangan pembelajaran memiliki keunggulan dan keterbatasan. Model-model
pengembangan pembelajaran antara lain : model Briggs, model PPSI, model
Elaborasi, model kemp, model Dick and Carey, model Gerlach dan Ely, Model Bela
H.Banaty, model Merril, model IDI, model Degeng, model pembelajaran
konstekstual, dll
Pada pengembangan ini ada enam model pembelajaran yang memiliki model yang
berbeda, yaitu:
1. Model Elaborasi (1975)
Model Elaborasi, berorientasi pada cara untuk mengorganisasi pembelajaran,
mulai dengan memberikan kerangka isi dari bidang studi yang diajarkan. Kemudian
memilah isi bidang studi menjadi bagian-bagian, memilah tiap-tiap bagian
menjadi sub-sub bagian, mengelaborasi tiap-tiap bagian, demikian seterusnya
sampai pembelajaran mencapai tingkat keterincian tertentu sesuai spesiikasi
tujuan.
2. Model PPSI (1976)
Model PPSI, memandang pengajaran sebagai suatu sistem. Bagian-bagian atau
sub-sistem dari pengajaran, meliputi tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,
kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Semua
komponen tersebut diorganisir sedemikian rupa sehingga masing-masing komponen
dapat berfungsi secara harmonis.
Tugas guru dalam PPSI adalah menyusun urutan langkah-langkah sehingga tersusun suatu urutan-urutan system pengajaran yang baik. Adapun urutan langkah-langkah dalam PPSI itu adalah sebagai berikut:
Tugas guru dalam PPSI adalah menyusun urutan langkah-langkah sehingga tersusun suatu urutan-urutan system pengajaran yang baik. Adapun urutan langkah-langkah dalam PPSI itu adalah sebagai berikut:
· Merumuskan tujuan
instruksional khusus
· Menyusun alat evaluasi
· Menetapkan kegiatan
pembelajaran
· Merancang program pengajaran
· Malaksanakan program
3. Model Kemp (1985)
Model Kemp, berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh
dengan sasaran guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi,
pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai
perancang pembelajaran.
Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di
semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Ada 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model kemp:
· Untuk siapa program itu
dirancang? (ciri pebelajar)
· Apa yang harus dipelajari?
(tujuan yang akan dicapai)
· Bagaimana isi bidang studi
dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi pembelajaran)
· Bagaimana mengetahui bahwa
proses belajar telah berlangsung? (evaluasi)
4. Model Dick and Carey (1990)
Model Dick and Carey, berorientasi pada hasil dan sistem.Karena dengan
menerapkan model ini, maka akan menghasilkan bahan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan model pengembangan ini
menerapkan langkah-langkah yang sistematis.
Model Dick & Carey dimulai dengan mengenali tujuan pembelajaran,
melakukan analisis pembelajaran , mengenali tingkah laku masukan dan
karakteristik pebelajar, merumuskan tujuan performasi, mengembangkan strategi
pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, mendesain dan
melakukan penilaian normative. Kemudian langkah terakhir ialah memperbaiki atau
merevisi pembelajaran.
5. Model Degeng (1990 dan
1997)
Memberi keluwesan dan keleluasaan bagi desainer dan pengembang untuk
mengembangkan gagasan dan menuangkannya dalam karya nyata pada produk
pengembangannya. Hal tersebut tergambar secara kronologis tentang penyampaian
dari hal-hal mendasar atau konseptual, prinsip, dan berurutan. Pada posisi ini,
pembelajaran disusun melalui langkah-langkah penyampaian tujuan, pengambaran
dalam epitome dan penjabaranya.
Kandungan prinsip teori Elaborasi yang adaptasi dalam Model Degeng (1990,
1997) sejalan dengan prinsip-prinsip umum pembelajaran dikemukakan oleh para
ahli dan mengikuti norma umum pembelajaran yang menggunakan teori sistem
(Muhamad, 1999).
Model Degeng termasuk model pengembangan pembelajaran:
· Classroom focus yaitu:
pembelajaran yang didalamnya melibatkan; pengajar, pembelajar,
kurikulum, dan fasilitas;
kurikulum, dan fasilitas;
· Untuk pengembangan paket
pembelajaran digunakan secara klasikal dan individual;
· Untuk pengembangan
pembelajaran pada kappabilitas belajar fakta, konsep, prosedur
dan prinsip
dan prinsip
· Dalam pengorganisasian isi
pembelajaran menggunakan teori Elaborasi baik pada
strategitingkat mikro maupun macro;
strategitingkat mikro maupun macro;
· Bersifat prespektif, yaitu
pembelajaran yang berorientasi pada tujuan dan pemecahan
belajar, dan
belajar, dan
· Memiliki langkah-langkah yang
lengkap dan mampu memberikan arahan detail sampai
· padatingkat produk yang jelas
6. Model CTL (1986,2000)
Model Pembelajaran konstekstual (Constextual Teaching and Learning(CTL)),
merupakan konsep belajar yang membantu guru yang mengaitkan antara bahan/materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata pebelajar dan mendorong pebelajar
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi pembelajar.
Pembelajaran konteksual (Contextual Teaching and learning(CTL)), adalah
konsep belajar yang membantu pengajar mengaikan antara bahan/materi yang
diajarkanya dengan situasi dunia nyata belajar dan mendorong pembelajar membuat
hubungan antara pengetahuan yang demikian dengan penerapanya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuan komponen utama pembelajaran
efektif, yakni: konstrutivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
pemodelan dan penilaian sebenarnya.
Penerapan CTL dalam pembelajaran di kelas.
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika menerapkan ketujuh
komponen dalam pembelajaranya, yaitu konstrutivisme,menemukan , bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya
Desain Model Pembelajaran Berbasis CTL
Dalam pembelajaran CTL, program pembelajaran lebih merupakan kegiatan kelas
didesain pengajar, yang berisi scenario tahap demi tahap tentang apa yang akan
dilakukan bersama pembelajar sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya.
Penyusunan
desain program pembelajaran berbasis CTL adalah sebagai berikut:
· Nyatakan kegiatan utama
pembelajaranya, yaitu sebuah peryataan kegiatan pembelajar
yang merupakan gabungan antara kompetisi dasar, materi/bahan pokok, dan indicator
pencapaian hasil bekajar.
yang merupakan gabungan antara kompetisi dasar, materi/bahan pokok, dan indicator
pencapaian hasil bekajar.
· Nyatakan tujuan umum pembelajaran
· Rincian media untuk mendukung
kegiatan itu
· Buatlah scenario tahap demi
tahap kegiatan pemblajar.
· Nyatakan authentic
assessment-nya yaitu dengan data apa pembelajar dapat diamati
partisipasinya dalam authentic assessment-nya.
partisipasinya dalam authentic assessment-nya.
3.
Perbedaan
model pembelajaran dengan model pengembangan
Model pembelajaran, pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan
dengan strategi pembelajaran. Sedangkan, Model pengembangan kurikulum adalah
model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang
dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah
ataupun dari sekolah.
4. Jenis- jenis model pembelajaran
Sugiyanto
(2008) mengemukakan bahwa ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan
oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model
pembelajaran tersebut antara lain terdiri dari:
1. Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang merujuk
pada berbagai macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari
materi pelajaran.
3. Model Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran yang dirancang dari berbagai teori atau pandangan
psikologi kognitif dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui
penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara
mudah dan alami
4. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang
mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning – PBL)
Model pembelajaran berbasis
masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Fokusnya tidak banyak
pada apa yang sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan
selama mereka mengerjakannya. Guru memfungsikan diri sebagai pembimbing dan
fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Kak kok sumbernya dari internet semua...
BalasHapusBagusan tambah dr buku biar lebih jelas...
Kak kok sumbernya dari internet semua...
BalasHapusBagusan tambah dr buku biar lebih jelas...